Mencari Pak Is

Brak!

Pintu dibuka, Pak Is membiarkan angin kencang di lorong luar mendinginkan ruangan yang sudah dingin dari sananya. Inon dan Aji saling pandang, memberikan harapan satu sama lain jadi relawan untuk menutup pintu. Aji merengut. Sebagai sesama 'penjaga pintu' ada jobdesc tambahan bagi keduanya untuk bergantian menutup pintu yang tak pernah ditutup lagi oleh Pak Is (hampir) setiap kali keluar masuk ruangan.

Inon, mendengus, Ia ingat bahwa Aji sudah memenuhi tugasnya entah berapa kali pagi ini, jadi mau tak mau sekarang giliran Inon.

"Gimana gue nggak sering-sering masuk angin kalo gini-gini terus. Copot aja apa ini pintu", Inon menutup pintu sambil mengomel.
Baru juga tiga langkah Inon kembali menuju tempat duduknya,

Brak!
Pak Is melesat masuk lagi.

Inon mendelik pada Aji.

"Masuk angin terooooos!"

Baik Inon, maupun Aji tidak ada yang berinisiatif kembali menutup pintu.




Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu dengan halus, "Permisi... Pak Iskandar ada?", tanya bapak-bapak berperawakan kecil sambil mengempit map biru di ketiaknya.
Aji menjawab ada, sedangkan Inon hanya mengangguk sambil tersenyum pada si bapak. Lain halnya dengan Amel yang menjawab, "Tidak ada, Pak. Barusan saja keluar".

"Hah??"

"Kapan?", Aji dan Inon penasaran bergantian.
"Barusan, guys... kayak nggak tau aja", Amel sebagai orang yang duduk tepat di samping depan ruangan Pak Is tak jarang melihat sekelebat bayangan lewat-lewat, kadang Amel sendiri harus memastikan itu hantu atau betulan Pak Is.

"Oh. Baru keluar lagi, Pak berarti... soalnya tadi juga baru aja masuk", Aji meralat.

Bapak itu pun mengangguk canggung dan perlahan keluar ruangan. Di luar, Bapak itu melihat seorang Bapak lain berkacamata dengan kemeja putih yang kancing atasnya terbuka satu.

"Pak. Pak Is?", Bapak berkempit map biru bertanya ragu.

Bapak berkacamata menggeleng dan terburu masuk ke ruangan yang tadi si Bapak berkempit map datangi. Dengan langkah tak pasti, si Bapak yang sudah melepas kempitannya masuk lagi ke ruang semula. Tanpa bertanya pada anak-anak muda sekitaran pintu masuk, ia berjalan menuju ruangan lain yang ada di dalam.

Tok tok tok

Ia ketuk halus si pintu, menunjuk canggung,
"Pak Iskandar?"

Bapak berkacamata dan berkemeja putih dengan kancing terbuka satu membalik,
"Eeeeh! Pak! Apa kabar? Ada perlu apa ini?, sambutnya bersemangat.

T A M A T

6 Oktober 2019 

Comments