#30dayswritingchallenge - day 27: someone who inspires me

Reda Gaudiamo

Bersama gitar kecilnya, ia memulai ig live. Kadang menyanyikan puisi-puisi Pak Sapardi, kadang lagu-lagu klasik kesukaannya. Tempat favoritnya adalah dapur, pernah juga seperti di ruang tamu, berlatar dinding dengan kain sumba.

Rumahnya dalam gang, banyak tukang lewat, pernah ia bercerita mengenai tukang daging langganannya. Pernah juga ia cerita tentang tembok depan rumah yang akhirnya ia lukis setelah tertunda lama.

Aku mengenal nama Reda Gaudiamo karena lagu Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta yang menjadi salah satu lagu tema film Minggu Pagi di Victoria Park. Ternyata musikalisasi puisi itu dinyanyikan oleh duet Ari Reda. Lalu, sekitar tahun 2016, baru aku tahu bahwa Mbak Reda penulis juga. Ada cerita-cerita dewasa, ada pula cerita anak. Entah di tahun berapa, Tempo mengadakan lokakarya menulis cerita anak bersama Reda Gaudiamo. Aku mengirimkan tulisanku saat itu tapi tidak lolos untuk mengikuti kelas tersebut.

Pandemi membawaku untuk mengunduh kembali aplikasi instagram dan mulai saat itu, aku sering kepo akun Mbak Reda. Mulai dari ig live rutinnya bersama Pak Handry Satriago dalam program BTS (Bed Time Story). Biasanya Pak Handry mengundang satu bintang tamu berganti tiap malam--selama bulan Ramadan kemarin, BTS menemani malam-malamku--lalu, akan ditutup dengan lagu-lagu pengantar tidur dari Mbak Reda.

Kemudian, aku mengikuti rangkaian acara Festival Hujan Bulan Juni, membeli album Ari Reda (Menyanyikan Puisi Sapardi Djoko Damono), buku memoar Ari Reda (untuk mengenang Ari Malibu yang meninggal tahun 2018), kaos Konser dari Dapur, dan menonton Konser Dari Dapur itu sendiri. Satu-satunya yang belum kesampaian ya mengikuti kelas penulisan dari Mbak Reda.

Kesamaanku (tsaelah, nyama-nyamain) dengan Mbak Reda: sama-sama tidak bisa nyetir, tidak bisa naik sepeda, tapi Mbak Reda bisa berenang dan tentulah banyak jago lainnya. 

Oya, acara BTS mengantarkan Mbak Reda membuat album solo bertajuk A Bowl of Soulful Songs berisi lagu-lagu yang sering dinyanyikannya saat BTS juga request lagu dari Pak Handry. Baru-baru ini buku keduanya bersama sang putri, Soca, terbit berjudul Kita, Kami, Kamu. Aku tidak beli, tapi dapat pinjam dari temanku, sebut saja namanya Mas Yogo.

Terakhir kali ngepo-in ig story Mbak Reda, ia sedang ngebut menulis Na Willa 3, kalau ini sih aku wajib beli sendiri, haha! Bocorannya, di buku ke-3 ini, Willa bakal punya adik. Ah, tak sabar!

Setiap mendengar alunan lagu yang dinyanyikan Mbak Reda itu ademmmm banget rasanya. Ada satu lagu dari ABBA, The Winner Takes It All, dinyanyikan oleh Mbak Reda, itu ya... perihnya nyampe ke hati (terpoteq hatiqu). Begitu pula Both Sides Now, awal mula aku jadi amat suka lagu itu ya dari cover yang dibawakan Mbak Reda. 

Cerita-cerita, baik yang fiksi, maupun keseharian yang ia bagi lewat feeds, rasanya 'hidup' dan kalau Mbak Reda bercerita langsung: seru gitu rasanya!

Mudah-mudahan suatu hari nanti, bisa ketemu langsung sama idolaku yang satu ini. Oya, saat sesekali namaku disebut kalau komen ig atau pas konser melalui youtube, rasanya tuh... aaaaAAAAAKKKKK...! MBAK REDA, AKU PADAMU~~~ <3

*

ditulis 13 Oktober 2020

Comments