Cerita ke Malang (2)

Hai!

Melanjutkan cerita ke Malang sebelumnya ya... Jadi malam itu saya istirahat aja buat nunggu jam satu dini hari dijemput untuk ke...





Bromo! Inilah tujuan utama saya buat ke Malang. Berhubung jalan-jalannya sendiri, saya ikut paket travel yang open trip, bersama empat orang lainnya dan satu mas-mas tour guide (sebut saja namanya Mas Papang).

Tapi, ya ini garing-nya traveling sendiri kali ya... nggak ada teman jalan aja gitu, haha. Karena teman-teman seperjalanan dua orang adalah sahabat, dua lagi mahasiswa/i yang pacaran, jadi ya saya juga nggak bisa ngintilin ke mana-mana.

Perjalanan ditempuh satu setengah jam dari Malang, berangkat pukul satu dini hari pakai mobil jeep. Di tengah-tengah perjalanan, sempat berhenti dan diperlihatkan Milky Way di atas langit sana dan rasanya... haaaaah~~ undescribable dan nggak bisa diabadikan sama kamera ponsel. Untuk itulah Tuhan memberikan kita memori, buat mengingat apa yang tidak mudah ditangkap lensa kamera *tsaelah, kontemplatifnya kumat*

Pemberhentian pertama seharusnya Penanjakan I, tapi berhubung sedang ada perbaikan dulu, akhirnya langsung ke bukit yang bernama Bukit Cinta dan entah mengapa dinamakan seperti itu. Tujuannya ke bukit ini adalah untuk menikmati sunrise dan ya... apalagi selain foto-foto.

Tapi sayangnya, nggak dapat pemandangan sunrise juga karena tertutup awan. Begitu sampai di atas bukit, saya pun menyerah karena kedinginan. Pertama-tama sampai, masih kuat dan begitu terpukau sama langit hitam yang penuh bintang-bintang (a-se-li cantik banget!), tapi lama-lama tangan mulai mati rasa, kuping sakit, jadinya saya turun lagi dan ke mobil buat ngangetin diri dan... tidur saudara-saudara! Ha!


Berikutnya, berhubung nggak dapat foto sunrise, Mas Papang mengantarkan kita ke spot-spot ya... yang layak buat di-post ke media sosial, seperti di atas ini, di mana orang-orang gantian untuk foto.

Oh iya, dua minggu sebelum saya ke sana, ada insiden kebakaran di Bromo dan penyebabnya karena kelalaian pengunjung yang meninggalkan puntung rokok yang kelupaan mati dan menyebarlah apinya, membuat sebagian besar dari kawasan Bromo jadi hitam. Sedih ya :(
Karena nggak tahu kalau tidak hitam itu seperti apa ya saya sendiri jadi nggak ada bayangan sih, tapi yang kelihatan banget adalah bunga-bunga lavender yang menghitam :(


Oke, dan terjadilah foto mainstream di atas ini :))
Karena sepertinya nggak ke Bromo kalau nggak ada foto di atas jeep begini. Berasa kaaan~ berasa bisa nyetir, padahal biasanya juga ngangkot :))

Perjalanan berlanjut untuk lihat kawahnya Bromo.
Untuk menanjak ke kawah bisa ditempuh dengan berjalan kaki, tapi memang medannya nanjak, jadi alternatifnya bisa naik kuda dengan tarif yang bisa menunjukkan seberapa besar keahlianmu dalam tawar menawar ya.

Saya nggak naik kuda, nggak jalan kaki juga karena takut lama dan parno aja kalau-kalau ditinggal rombongan :)) Jadi, cuman jalan menuju titik awal penanjakan sambil lihat-lihat pura dekat situ ditemani kuda-kuda beserta pemiliknya yang terus membujuk tapi terus saya tolak juga, hee.


Lokasi selanjutnya adalah Pasir Berbisik yang identik sama "itu lho tempat sutingnya Dian Sastro"


Kenapa dinamakan pasir berbisik? Akibat angin yang menerbangkan pasir, tekanan udara, dan lain sebagainya, mereka bertabrakan sehingga seakan-akan pasirnya bisik-bisik, tapi saya sama sekali tidak merasakannya sih, hehe...

Pada akhirnya, pemberhentian terakhir adalah Bukit Teletubies.



Di beberapa lokasi pemberhentian ya kegiatannya foto-foto. Berhubung saya nggak senarsis itu, nggak ada teman pula, jadi foto satu-dua-tiga kali cukuplah. Memang lebih baik kalau mau ke sini, senggaknya ajaklah satu teman, biar nggak garing-garing amat. Tapi saya cukup menikmati kok, pemandangannya indah banget, udaranya juga digin serasa di freezer, walaupun bosan juga sih kalau ada yang nanya, "mbak-nya sendirian banget mbak?" huft.

foto random ini, saya ambil pas duduk-duduk di bangku lokasi Bukit Teletubies

Beres dari Bromo, pulang ke Malang dan saya sampai hotel pukul satu siang. Mandi, makan, beberes, dan tidur buat jalan-jalan sorenya. Ke mana?

Tunggu postingan berikutnya, ya! :D



8 Oktober 2017
17.46, di rumah

Comments