Secuplik Cerita di Yogya

Ini bukan cerita tentang supermarket. Bukan juga cerita Cinta sama Rangga yang ketemu lagi di Yogya setelah sekian purnama. Ini mah cerita kakak sama adik yang ketemu lagi setelah sekian bulan. Bukan pada momen yang menyenangkan sebenarnya, tapi namanya udah lama nggak ketemu, apa mau dikata si adik udah terlalu kangen *tsaelah

Cerita dimulai pada hari itu dimana si kakak pengen banget dipijet, tapi jadinya nge-spa, karena nggak tau tempat pijet enak dan udah masuk paketan juga. Sebenarnya kakak ini pengen banget mentraktir adiknya nge-spa juga, tapi berhubung adiknya gelian dan lebih tertarik ngeskrim daripada perawatan tubuh, jadi rela-rela aja nungguin sambil nge-charge hp sembari duduk di kursi biasa buat orang manicure pedicure, lumayan ada kali merem-merem cantik 10 menit.

Si kakak sempat ngerasa nggak enak gitu sambil nyuruh kalau mau jalan-jalan liat baju-baju di luar. Ya elah~ si kakak nggak tau aja kalo adiknya udah terbiasa menunggu hampir sepanjang hidupnya (contoh: nunggu ibu mandi, nunggu skep lama banget, nungguin temen nggak ada-ada kabar, yaaa seperti itulah).

Mungkin, sekitar dua jam lah ya, akhirnya kakak selesai juga nge-spanya dengan komentar akhir, "mendingan dipijet 3 jam daripada gini, lebih berasa", dan membuka pertanyaan baru, "mau langsung gelato apa mau mie pelangi?".
Dijawab dengan jawaban standar, "terserah", tapi pasti nggak ada ujungnya, jadi adik putuskanlah, "mie pelangi, ayok".

Ketika adik mau pesan taksi online munculah masalah, mie pelangi yang biasa mereka makan kalo di Yogya emang di daerah mana. Pas cari lokasinya, kok kayak ragu sendiri ditambah belum juga dapat taksi online itu. Jadinya keluar dan dapat taksi kovensional. Karena bapak supir taksi juga nggak tahu tempat mie pelangi itu di mana, layaknya kakak pada umumnya, ya nyuruhlah adiknya buat telepon kakak sepupu yang emang langganan beli mie itu.

"Oh... itu mie pasar baru, dik. Tapi jauh itu dari tempat spa itu, jalan Palagan, patokannya Hotel Hyatt, masih ke sanaaaaa lagi".
Sana (a-nya panjang).
Selesai telepon sepupu, konfirmasi ke bapak supir taksi yang bilang,
"Oh ya... nggak terlalu jauh bangetlah"

Kenyataannya... jauh, a-se-li.

Memasuki jalan yang namanya Palagan itu, menuju Hotel Hyatt juga lumayan jauh. Daerah sekitar Hyatt sebenarnya masih jalan rame, jadi kakak adik ini masih merasa aman-aman saja. 

Hyatt masih ke sanaaaaa lagi. Sana (a-nya panjang).

'Sana' itu daerah sudah mulai sepi, bahkan mulai ada sawah-sawah gitu. Sampai bapak supir taksi nanya lagi nama tempat mie pelangi-nya, dan kakak adik ini juga udah mulai tengok kanan kiri lihat plang-plang sekitar.

"Nah ini, Pak!", tiba-tiba si kakak nyeletuk.

Tempatnya gede, heu eum macam restoran sunda yang ada di perbatasan kota gitu. Si adik dan kakak saling menatap dan mengerutkan dahi seolah-olah ngomong Emang kita pernah ke sini?
Bapak supir taksi sempat menawarkan untuk balik lagi setengah jam kemudian kalau-kalau kakak-adik ini mau pulang pakai taksi lagi. Tapi mereka menolak dengan harapan pulangnya bisa dapat taksi online dengan tarif yang lebih murah.

"Mungkin sepupu kita itu kalau mesen ke sini kali ya, bukan yang kita pernah makan di tempatnya itu. Perasaan tempat itu mah di pinggir jalan, parkir juga susah", kata si kakak.

Lalu, si adik mulai ingat kalau kakak sepupunya di telepon ada bilang, Oh udah pindah itu, jauh sekarang. Jadi udah pindah, cuy! Lah pindahnya ke sana itu.

Ya sudah yang penting hasrat buat makan mie pelangi lagi akan segera terlaksana. Mbak-mbak pramusaji pun menyediakan menu. Mereka pesan Mie Pelangi Bakso Pangsit, si kakak asin, dan adiknya manis (ah~ kalimat ini bisa punya makna beda, kan?)
Sebelum akhirnya pesanan kami disiapkan, mbak pramusaji tanya apa ada yang berulang tahun di bulan Januari itu.

Si adik pikir kakaknya nggak akan ngaku, tahunya ngaku juga kakaknya dan mbak pramusaji menawarkan buat dirayakan ulang tahunnya dan si kakak mau-mau aja, ya sudah...
***

Sambil menunggu pesanan datang sambil menghayati tempat yang jauh itu, menyadari bahwa di depan restoran pun sawah dan kakak-adik ini nggak henti-hentinya ya geleng-geleng, ya cengar-cengir, sambil komentar,
"Absurd, ya"

Baru juga komentar gitu. tiba-tiba backsound restoran ganti sama jingle ulang tahun. Sambil ada dua mbak-mbak dan satu mas-mas, bawain es sirup selasih, lilin, sama si mas-mas bawa... apa ya namanya, ya lihat saja foto di bawah inilah. Ah ya! sama properti topi buat dipake.



Jadilah kakak adik ini difoto, terus si kakak diminta tiup lilin, terus diselametin mbak-mbak dan mas-mas itu, dan seperti di photo booth kondangan-kondangan masa kini, fotonya dicetak deh. Kakak-adik semakin cekikikan dengan ke-absurd-an yang terjadi.

Pas pesanan mie datang, ternyata mie-nya standar aja gitu, bukan mie warna-warni kayak pelangi. Sumpahnya muka si kakak udah drop se-drop-dropnya. Mereka pun menjelaskan bahwa yang dipesan dari awal adalah Mie Pelangi Bakso Pangsit bukan Mie Bakso Pangsit biasa. Mbak-mbak pramusaji juga kelihatannya takut sama muka kakak yang drop.

"Sabar sik, bisa dituker kok"
"Laper! Udah jauh-jauh nih", keluh si kakak.
"Kamu bete, aku pulang aja lho", terus mereka ketawa.

Begitulah kalau orang udah laper.

Akhirnya makanan yang ditunggu-tunggu pun datang. Mie-nya warna-warni, cuman nggak ada yang merah aja, si kakak tadinya mau menjadikan kekurangan ini jadi bahan protes lagi, tapi berhubung mie-nya enak jadi nggak jadi. 



Selesainya makan, si kakak nanya lagi ke adik, "Nambah yuk, pesan lagi".
Si adik pun menimbang-nimbang ajakan itu, "Aku kenyang, sih... tapi ayuklah". 
Ah~ kenyang macam apa itu.

Hujan pun turun dengan derasnya diiringi lagu All I Ask-Adele versi instrumen jazz ala-ala. 
"Tahu nggak sih?", kata si kakak, "kita makan di sini berasa makan di restoran-restoran yang ada di... Cikampek".

Kakak-adikpun makan ronde kedua. Pas selesai, menimbang-nimbanglah apa jadi ngeskrim atau gimana karena setelah lihat tarif taksi online malah lebih mahal, tapi kalau mereka pikir-pikir lagi ya memang segitu jatuhnya. Berhubung yang namanya kenyang itu hanya ilusi, jadinya jadilah mereka ke tempat gelato yang dituju sedari awal. 

Naik taksi online dimana si kakak mau pingsan karena supirnya (maaf) bau badan dan menyeruak semobil-mobil. Udah cerita panjang sana sini, udah nguap berkali-kali, kayaknya nggak sampai-sampai.
"Jauh, ya..."
"Heu eum. Kota Baru Parahyangan."

Singkat cerita, ya kakak-adik ini sampai juga ke tempat gelato yang emang lagi heeetz di Yogya. Kali ini tempat ngeskrim diiringi lagu EDM, ya ajep-ajep gitu tapi orang-orangnya pada ngeskrim, heu. Nggak pake foto-foto lagi karena udah keburu capek dan cahaya juga nggak mendukung.

Pulangnya, nggak dapat taksi online, mungkin males juga karena cuman sepuluh ribu aja. Akhirnya, kakak-adik ini pulanglah jalan kaki. Tapi ya itulah kenapa perempuan ditakdirkan berpasangan sama laki-laki yang emang katanya punya kemampuan cognitive map lebih baik, ya. 
Kakak-adik ini pun nyasar, malah jalan ke arah sebaliknya dari yang semestinya, tapi syukurlah si kakak nyadar dan balik arah lagi, lumayanlah ada setengah jam mereka nyasar.  

"Gagal-lah hasil nge-spa hari ini", komen si kakak setelah sampai yang banjir keringat.

Ya sudah, yang penting hari ini jalan-jalan ke Cikampek, dirayain ulang tahunnya, dapat foto, dapat gelato, dapat nyasar :))


*ada yang minta video ini di-posting, jadi post di sini aja ya :)

Selamat ulang tahun, cantik! Soen sayang selalu :-*




Bandung, 4 Februari 2017
09.03



Comments