Skip to main content

Red-ISH-story

Search This Blog

Terpikir

on November 05, 2016

Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps

Kadang terpikir, apakah cara kita memaknakan suatu kejadian sama dengan maksud Tuhan memberikan kuasa-Nya akan kejadian itu pada kita.

musala di Selasar Sunaryo (9 Oktober 2016)

Get link
Facebook
X
Pinterest
Email
Other Apps

Comments

Popular Posts

latest 6 months on 2010

"I hope the exit is joyful and I hope never to return" (Frida Kahlo) Penggalan quote dari Frida Kahlo itu yang terakhir saya jadikan status facebook di malam pergantian tahun baru ini. Kata-kata ini katanya tertera di diary sang tokoh di waktu-waktu menjelang kepergiannya. Well, saya belum mau meninggal kok, dan saya rasa Tuhan juga belum mau manggil saya *sotoy..:p Tapi, buat saya kata-kata di atas itu cukup merepresentasikan apa yang saya rasakan di tahun 2010 ini, terutama di 6 bulan terakhir 2010. Di awal semester perkuliahan saya, saya berharap tentu saja bisa lebih baik dari semester kemarin ditambah pula saya mengulang dua mata kuliah dan saya nggak mau menyia-nyiakannya... juga, di semester ini, saya gunakan uang pemberian pakde saya untuk biaya kuliah. Jadi, saya ingin berusaha keras untuk menghadiahi pakde saya itu dengan menjalani kuliah secara total... Manusia berencana, Tuhan menentukan. Ya, dan rencana saya tak sesuai dengan ketentuan dari Tuhan... Semester ini...

KatjaPrisma #2

KATJA DAN PRISMA DI SEBUAH TAMAN " Nih... tempat refleksi gratis, Pri ", kata Katja sambil melepas sepatunya, bersiap berjalan di bebatuan yang menjadi alas alur jalan. Prisma hanya terdiam, melihat para lansia yang merupakan pengunjung dominan penikmat fasilitas refleksi gratis di taman itu. Sementara Katja... sudah mulai tertatih melangkahkan kaki, terkadang begitu menikmati, terkadang meringis kesakitan, dan berusaha mempercepat langkah agar nyeri itu hilang. Sadar Prisma tidak mengikutinya, Katja menoleh ke belakang, " Ayo, Pri! katanya pegal-pegal, gratis nggak pakai bayar! " Lalu, menurutlah Prisma, dibukanya alas kakinya, dan mulai berjalanlah ia. Ah... ya sensasinya memang seperti memakai sandal refleksi itu, nyaman juga ... pikir Prisma. Kemudian, Prisma mulai menapaki sekumpulan batu yang ukurannya kecil-kecil dengan ujungnya yang lebih runcing dibandingkan bebatuan di awal tadi. " Duh... aduh... aduh! ", keluhnya, tapak kaki Prisma ...

Percaya

Tanyakan satu hal yang sulit bagiku. Ya, selain berenang... bersepeda... menyetir... bukan, bukan soal keahlian. Ini soal rasa, soal yakin pada diri dan yang lain. Aku sulit percaya dan itu sakit. Percaya~ mungkin itu yang membuatmu tak datang-datang padaku? Tak berani ungkapkan apa yang harusnya dikata? Sakit, saat aku tahu aku sulit percaya padamu, tak hanya padamu, pada orang lain pun begitu. Bahkan yang lebih sakit, sulit percaya pada diriku sendiri. Bisa kamu bayangkan itu? Ah! jangan dibayangkan, nanti jadi nyata. Belakangan ini, aku minta sama Tuhan " Tuhan... Tuhan... Tuhan... buat aku percaya dengan diriku bahwa aku mampu, aku bisa " Aku pikir, aku minta untuk diriku sendiri dulu. Pada saatnya, aku percaya pada diri, nanti aku minta sama Tuhan, biar aku percaya sama kamu.

Powered by Blogger