#PrismaKatja

Hidup itu penuh dengan kejutan, Katja. Lama sekali aku tidak bertemu denganmu. Terkadang malah aku lupa punya teman yang namanya Katja, Ca. Sampai-sampai suatu hari, Ibu memberi sepucuk surat padaku. Mulanya kupikir apa itu SP-1 dari kantorku, ternyata bukan. Bagian belakang surat terteralah nama panjangmu, Ca.

Waktu itu kupikir, ketinggalan zaman sekali kamu, Ca. Di era teknologi secanggih ini, untuk apa kamu capek-capek menulis dengan tanganmu jika ada opsi mengetik yang begitu cepat dan pesanmu itu bisa sampai dengan hanya hitungan sepersekian detik. Tapi, mungkin di situlah 'mahal'nya sebuah surat ya, Ca. Surat darimu bisa membuatku sebegitunya kangen, bahkan hanya untuk melihat goresan-goresan tulisanmu.

Namun, aku tidak setelaten dirimu. Tulisanku tak serapi punyamu, tanganku sudah pegal duluan bahkan sebelum baris pertama habis kutulis. Dan... di atas itu semua, aku tidak sesabar kamu, Ca. Maka, kupilihlah kemudahan yang ditawarkan teknologi masa kini, bahkan sebenarnya kecanggihan yang sudah ada dari dulu juga. Aku pilih untuk meneleponmu, langsung tertuju pada suaramu.

Tapi, begitulah kamu, Ca... dari dulu seperti itu. Satu... dua... hingga tiga kali ketelepon, tidak ada jawaban darimu. Aku tahu letak ponselmu takkan jauh-jauh dari dirimu sendiri, Ca. Pasti layarnya yang terus berkedip-kedip menampilkan namaku hanya kamu tatap begitu saja.

Ada apa, Katja? Sebegitunya jantungmu berdetak hingga untuk satu sentuhan sederhana mengangkatnya tak mampu kamu lakukan? Tolonglah, Ca... di sini pun ada rasa panas sekujur-kujur tubuh yang perlu ditenangkan hingga mencapai suhu normalnya kembali.

Kalau aku tiba-tiba muncul di depan rumahmu, masihkah kamu menghindari bunyi bel yang berkali-kali berdentang? Atau... kamu akan buka pintu dan pura-pura tak mengenaliku?

-Prisma

19 November 2015
di unit

ini nggak ada hubungannya dengan seri KatjaPrisma, cuman kangen sama dua tokoh ini dan belum tahu kapan ngelanjutin serinya, sekaligus ngisi waktu nggak ada kerjaan :p

Comments