nyeri (2)

mataku menyipit, menghalau masuknya cahaya
rasanya seperti luka baru yang ditetesi air
perih

Lalu, ketika semua sudah terlihat jelas...
ada perempuan di sebelah kanan, setengah berbaring
rambutnya dicepol tapi sudah tak rapi
matanya sembab, ada bekas linangan air mata bercampur maskara
mukanya pucat, sepucat kalung mutiara yang menghiasi leher hingga bagian dadanya.

Tetiba nyeri terasa di ulu hati
tanganku menggapainya seakan menahan ngilu
dan perempuan itu mengikuti gerakku

Dia sama terkejutnya denganku
dia sama langkah menghindarnya dariku,
dan kami sama-sama terpaku, sama-sama berkerut dahi.

Perlahan kudekati dia, dan dia dekati aku
tangan kami saling menyentuh, persis
hanya aku tak bisa rasakan kulit telapaknya.

yang kurasa hanya dinginnya kaca.
ya, kaca.

Perempuan itu aku, pantulanku.

#bersambung

Comments