Selamat Hari Kartini :)

ini adalah teks pidato yang saya bikin waktu kelas 1 SMA, tanpa diedit sekata pun, hehe... enjoy~ dan selamat Hari Kartini semua! :D

Anak Perempuan


Assalammualaikum wr. wb.
Selamat siang semuanya…

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, kita dapat berkumpul di sini pada hari ini.

Sebentar lagi, kita akan memperingati Hari Kartini pada tanggal 21 April. Hari dimana bangkitnya kedudukan perempuan yang pada zaman dahulu selalu dianggap lemah.

Hari ini, saya akan membahas kedudukan seorang perempuan, khususnya sebagai seorang anak dalam sebuah keluarga. Sebagian besar orang tua menginginkan kelahiran anak pertamanya adalah seorang laki-laki. Alasan yang umum dikatakan mereka, diharapkan anak lelaki tersebut dapat melindungi adik-adiknya kelak. Tetapi kenyataan berkata lain, ternyata anak pertama mereka adalah seorang perempuan. Bagi orang yang selalu mensyukuri nikmat dari Tuhan, hal ini tidak akan menjadi masalah. Tetapi, bagi orang tua yang selalu mengagung-agungkan anak laki-laki, ini merupakan suatu bencana yang besar.

Seperti pada kisah yang saya baca di Chicken Soup for The Kid’s Soul, seorang ayah merasa kecewa karena anaknya adalah seorang perempuan. Kekecewaannya bertambah ketika istrinya didiagnosis tidak dapat memiliki anak lagi. Tak ada anak laki-laki yang dapat membantunya mengurus pertanian seperti yang diharapkannya. Anak perempuan ini selalu berusaha untuk menyenangkan hati sang Ayah dengan melakukan hal-hal yang bisa dilakukan anak laki-laki. Namun usaha itu tidak merubah kebencian sang Ayah. Suatu hari sang Ibu mengirimkan foto anaknya untuk duduk di kereta pawai yang diadakan di kota itu. Ternyata, anak perempuan merekalah yang terpilih. Saat hari pawai itu tiba, sang anak duduk di kereta sambil mengiringi pawai-pawai dengan melambai-lambaikan tangannya. Betapa terkejutnya ia, ketika melihat ayahnya tersenyum untuk pertama kalinya kepada dirinya. Bukan sebagai anak laki-laki, tapi sebagai seorang anak perempuan.

Dari cerita yang saya uraikan tadi, kita dapat menyimpulkan bahwa anak lelaki maupun perempuan sama saja. Perempuan bisa menjadi seorang kakak yang baik, bergantung bagaimana cara ia dididik. Perempuan memiliki caranya tersendiri untuk membuat orang tuanya bangga. Misalnya dengan kita bisa memasak atau membereskan kamar tidur sendiri, orang tua sudah bisa bangga pada kita. Orang tua akan bangga pada diri kita apa adanya, bukan menjadikan diri kita sebagai orang lain.

Akhirnya, saya ingin menegaskan bahwa kita sebagai perempuan harus bangga akan diri kita. Perempuan memiliki caranya tersendiri untuk membuat orang senang, bangga, tanpa harus merubah dirinya sendiri.

Terima kasih atas perhatian teman-teman semua.
Wassalam,

Comments

Nelly Susan said…
Akakaka....

Bayangkan Jejen berpidato..

Kereeen;)
ismailia jenie said…
ha~~~ suaraku geter pas pidato ini gara2 dapet giliran pertama sampe temenku ada yang nyeletuk
"jangan nangis dong, gita"
wkwkwkkwkwkw :))
fjamaniastoeti said…
wew,ish.. hebat ^o^