saya (mahasiswa)-part2

ya namanya juga uneg2 selama kurang lebih 6 bulan, jadi maklumi kalau berseri ya.. :p

di semester ini juga, untuk pertama kalinya saya ikut 1 kepanitiaan acara di kampus, dan saya
jadi sekretaris di kepanitiaan itu...yang mengurusi segala tetek bengek surat2 dan minta2
ijin (sesuai ya, sama kewajiban mahasiswa, yang minta ijin sana sini, great..)

saya nggak akan cerita dari awal, terlalu banyak hal2 yang bikin hati 'panas', di sini
saya cuma berbagi ttg dua kejadian yang memberikan suatu pelajaran berlabel OTORITAS...

apa sih otoritas itu? menurut saya... otoritas itu wewenang seseorang pada orang lain dimana
seseorang yg punya otoritas ini punya kendali atas orang yang kena otoritas ini..

satu kejadian ketika saya ingin menyerahkan surat peminjaman ke salah satu bagian perlengkapan di kampus saya... waktu itu sedang jeda menunggu jam kuliah berikutnya, dan saya berpikir
kenapa saya nggak fotokopi itu surat ijin dan menyerahkan itu surat sebelum keduluan dengan acara kepanitiaan yang (kebetulan) bentrok dengan acara kepanitiaan yang saya ikuti...

jadi setelah saya bolak-balik gerbang-fakultas cuman untuk fotokopi,
saya jalan... menuju ruangan yang berada paling pojok di suatu lantai 2 sebuah gedung...
kaki saya sampai di ujung pintu, bisa saya dengar suara bapak kepala bagian tersebut
(sebutlah namanya A, ya..) saya mendongak dan ternyata benar, itu bapak A...
saya sudah pasang tampang sumringah, sampai senyum itu hilang dalam sekejap karena saya
melihat seseorang yang punya OTORITAS melebihi si bapak A tadi (sebutlah namanya B, ya..)
kaki saya udah nginjak itu ruangan,
harus, ya saya pura-pura salah ruangan? pikir saya

bapak B menatap saya, langsung memasang muka cemberut dan menyilangkan kedua tangannya
'dasar mahasiswa, ganggu bapak2 gosip aja nih' mungkin itu yang ada di dalam hatinya,
WHO KNOWS, huh?

lagi pula saya (mahasiswa) nggak mungkin juga keluar lagi karena si bapak A sudah bertanya
pada saya 'kenapa, neng?'

ya bisa dilihat kan disini ada jenjang OTORITAS
bapak B -> bapak A -> saya (mahasiswa), ga punya otoritas apa2...
jadilah saya mengutarakan maksud saya ke sana... mau menyerahkan surat ijin kata si mahasiswa labil ini...

si bapak A mengambil surat yang saya berikan, melihatnya dengan seksama *tsaaahhh...
sedang bapak B tetap melipat tangan dan tak mengeluarkan suara apa pun
kemudian berkatalah si bapak A
'ini sudah dikopi? karena ini... harus dikasih ke (bagian bapak B) dulu, saya cuma dapat tembusannya saja'

dan saya? cuma bilang saya belum meng-kopi itu surat (yang sebenarnya sudah) dan yaahhh... bapak A mengulang pernyataan
lagi kalau saya (mahasiswa) salah prosedur (setelah) sudah ketiga kalinya saya ke sana,
maklumlah orang tua, suka lupa... (mahasiswa) itu harus meMAKLUMI...

ya saya (mahasiswa) cuma manggut2 aja 'enjeh... pak.. enjeh...'
dan saya keluar dari ruangan itu, pamit pada bapak A yang seakan menatap saya dengan ucapan
'how silly you are, dear...' dan bapak B yang masih juga melipat tangannya sudah tidak sabar
melanjutkan gosip yang tadi saya potong...
yah dan saya (mahasiswa) keluar, cari makan...

beberapa hari setelah itu saya kembali menemui bapak A, dan syukur tidak ada bapak B disana, dan tahu apa yang dikatakan oleh bapak A?
'kamu sih waktu itu dateng pas ada bapak B!'
yah... itu yang namanya OTORITAS!

satu kejadian lagi... yang sangat simple banget, the simpliest thing dari urusan surat2 'CINTA'
itu... benda... namanya CAP, cap tau kan cap?
itu lho yang waktu jaman SD, sering ditunggu2 murid yang bisa dapet nilai 10 sempurna, pasti
sang guru bakal ngasih cap di sebelah angka sepuluh itu, gambar kodok lagi ngasih jempol
dan ada tulisannya 'VERY GOOD'

yah... saya mau minta cap hari itu, dan pergilah saya ke ruangan khusus minta cap itu, tapi
nggak ada orang (seperti biasanya) akhirnya saya pergi ke sebrang, ruangan yang sering dikerubutin mahasiswa menyangkut urusan admistrasi...

saya (mahasiswa) minta cap, tapi seorang bapak kumis A *banyak soalnya yg kumisan, sibuk ngurus2 dokumen
dan hanya menunjuk (tanpa melihat) saya (mahasiswa) ruangan tempat sebelumnya saya datangi...
saya bilang tidak orang, dan saya hanya minta cap... tapi bapak kumis A itu tidak menggubris saya, hanya semakin kuat tunjuk-tunjukkannya ke tempat yang sama...

yaaaa.. itulah, cap itu hanya ada di ruangan itu, makannya susahnya sampai segitu minta cap...



hahhhhh... itulah keluh kesah saya (mahasiswa) selama 6 bulan terakhir ini...
ini uneg2 dibikin nggak berdasar pada apapun, hanya pada pemikiran dan perasaan saya
sebagai mahasiswa...
saya rasa setiap orang yang terlibat di dalam kampus punya hak dan kewajiban masing2
dan salah satunya ada otoritas agar segala sesuatunya berjalan sebagaimana mestinya
hanya... kalau otoritas itu disalahgunakan, mau jadi apa?
saya (mahasiswa) yang harus menghormati segala aturan dari pemegang wewenang, tapi saya (mahasiswa) punya hak yang juga (harus) dihargai...

semoga ini bisa jadi pelajaran untuk pihak manapun, dan untuk saya sendiri... ya semua itu
menyadarkan saya betapa 'enaknya' punya 'otoritas' untuk 'ditakuti', tapi percayalah suatu saat
anda2 akan sadar otoritas yang anda2 pegang itu salah..

cup! sudah... damai ya? :)

Comments

Anindya Lubis said…
I like this. wkwkawkkwkawk!
Anonymous said…
wkwkwkwkwkwk.....
suka..sukaa...
klo bisa dibaca ama yang bersangkutan kayaknya lebih bagus..."lebih menyentuh"
wkwkwkwkwkwk.........:))